Assalamu'alaikum...Selamat Datang di Electrical Engineering Community 04...Take your Coment Bro...

Saturday, June 26, 2010

Belajarlah dari semut



Suatu hari seorang Raja mengajak anaknya, pangeran kecil menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang.
Dilihatnya pangeran kecil sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Raja
mendorongnya untuk menghampiri, "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang
ayah. "Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju
sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Pangeran kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makanannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa
mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi."
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini."
Pengeran kecil tampak begitu heran dan kagum dengan
pemandangan yang sedang dilihatnya. ”Itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah
diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil.
tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidk akan
sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang Raja”
"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore".
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga
musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah.
Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut
akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja."
Pangeran mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang Ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisannya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan Ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja.
"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan
para semut." Sambung Raja.
"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengerti."
"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada massanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka
akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat,
semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi.”
"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka
menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya
dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi.”
"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut ”
Mari kita renungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, sehingga masih harus belajar dari para semut ….!!

Nara Sumber : NN

Wednesday, June 2, 2010

Cara ajaib mengatasi ke bosan-an

Seorang tua yang bijak ditanya oleh
tamunya.
"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"
"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu
yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari
waktu ke waktu."
"Kenapa kita merasa bosan?"
"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."
"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"
"Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."
"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"
"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama
rasanya setiap hari?"
"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."
"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan
pun akan hilang."
"Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis
sambil duduk,cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau
biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalanjalan
atau meloncat - loncat. Kalau biasanya menelpon dengan
tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau
bisa. Dan seterusnya.“
Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.
"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa
saya masih merasa bosan juga?"
"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."
"Contohnya? "
"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."
Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.
"Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu
senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anakanak
yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi. Sampai
sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya
melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan.
Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"

Sambil tersenyum Pak Tua berkata:
"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiran mu sendiri, anakku.
Kebosanan tu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya
menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang
kamu tidak merasa bosan lagi, karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil
mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran.
Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

Thanks for L&D OCBC NISP-41881-